Macam-Macam Kesulitan Siswa dalam Belajar Matematika

By: Alef Indonesia 24 Dec 2021

Matematika memang sering dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan dihindari oleh kebanyakan siswa. Sebagai guru matematika, tentunya Anda telah menyadari bahwa dalam 1 kelas siswa yang menyukai matematika biasanya dapat dihitung dengan jari. Namun, di sisi lain Anda juga perlu memahami ternyata beberapa siswa kesulitan dalam belajar matematika. Jadi, ada siswa yang merasa sulit saat belajar matematika karena suatu hal tertentu. Ada banyak faktor yang mempengaruhi sehingga siswa merasa sulit untuk belajar matematika baik dari diri siswa itu sendiri (internal) atau faktor dari luar (external). inilah yang harus diketahui oleh para pendidik sehingga strategi pengajarannya menjadi efektif.

Mungkin Anda berpikir keras bagaimana agar pelajaran matematika menyenangkan dengan harapan siswa lebih antusias untuk mengikuti proses pembelajaran. Jika hal tersebut sudah Anda lakukan namun tetap saja ada siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika, sebaiknya Anda cari tahu apa penyebabnya. Karena memang ada siswa yang mengalami kendala tersendiri sehingga mereka sulit untuk belajar matematika.

Karakteristik Kesulitan Siswa saat Belajar Matematika 

Kesulitan dalam hal ini ada kaitannya dengan medis. Para ahli medis menemukan ada masalah medis tertentu yang membuat siswa mengalami kesulitan saat belajar matematika. Masalah tersebut disebut dengan diskalkulia atau dyscalculis. Karena adanya gangguan pada sistem saraf pusat, beberapa siswa memang mengalami kesulitan setiap kali mereka mempelajari konsep matematika dasar, seperti nilai, waktu, penjumlahan dasar, menghafal tanggal, serta sistem penomoran.

Sementara itu, diskalkulia ini dibagi lagi menjadi beberapa karakteristik kesulitan siswa dalam belajar matematika, yaitu:

  • Gangguan Hubungan Keruangan 

Sebenarnya, ini berkaitan dengan hal yang sangat sepele. Akan tetapi, jangan salah. Ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan untuk memahami hal yang sepele ini. Gangguan hubungan keruangan ini berupa sulit membedakan antara atas dan bawah, depan dan belakang, serta awal dan akhir. Seharusnya, hal ini sudah dipelajari dan dikuasai oleh siswa saat masih di bangku SD. Namun jika ada gangguan hubungan keruangan ini menyebabkan penguasaan siswa akan hal tersebut menjadi terhambat.

Guru – guru yang mengajar di MTs harus bisa mengatasi masalah ini. Tidak ada kata terlambat karena kalau ini dibiarkan maka siswa akan mengalami kesulitan mempelajari matematika sampai duduk di tingkat universitas nantinya.

  • Kesulitan Melihat Objek dalam Kelompok 

Apakah ada siswa yang lama ketika diminta untuk menjumlahkan sebuah objek yang sama di dua kelompok? Jika ya, kemungkinan siswa tersebut mengalami kesulitan yang disebut dengan abnormalitas persepsi visual. Siswa dengan kesulitan yang satu ini biasanya akan menghitung satu per satu objek di setiap kelompok baru kemudian menjumlahkan dan ini dilakukan dengan begitu lambat.

Proses persepsi visual dapat dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu visual discrimination, visual figure-ground, visual closure, visual memory, visual sequential memory, visual form constancy, visual spatial relationships, dan visual-motor integration

Ada beberapa cara sederhana yang bisa tenaga pendidik maupun orangtua lakukan sehingga bisa mengatasi hal ini yaitu mengajaknya melakukan aktivitas untuk melatih kemampuan persepsi visual, seperti bermain melengkapi gambar, bermain susun bangun, bermain puzzle kata, atau bermain bingo.

  • Kesulitan Benda Berurutan 

Ada siswa yang kesulitan dalam menghitung benda. Misalnya saja ketika ada 10 benda lalu ia diminta untuk memegang sambil menghitung, selalu ada kesalahan. Ketika memegang benda ke 6, justru ia menyebut bilangan lima.

Kemungkinan hal tersebut disebabkan kurang konsentrasi atau kurang fokus. Namun, ada juga kemungkinan lain. Siswa mengalami apa yang disebut dengan asosiasi visual-motor di mana siswa menghafalkan bilangan tanpa mengetahui maksud sebenarnya.

  • Perseverasi

Kesulitan siswa dalam belajar matematika ini berbeda dengan yang sebelumnya. Perseverasi ini diartikan sebagai kesulitan yang dihadapi siswa ketika mengerjakan soal yang mana hanya fokus pada satu angka saja. Akibatnya, siswa tersebut terlalu lama dalam mengerjakan soal. 

Perseverasi ini membuat siswa mengalami kemungkinan dua kekurangan. Pertama, ia tidak bisa cepat dalam mengerjakan soal matematika. Kedua, ia bisa salah dalam mengerjakan soal matematika meskipun sudah sangat hati-hati saat proses menghitung dan mengerjakan soal tersebut.

  • Kesulitan Memahami Simbol

Di dalam pelajaran matematika, ada beberapa simbol yang digunakan. Simbol semakin bermacam-macam ketika sudah ada di bangku MTs atau sederajat. Ada simbol yang lazim digunakan seperti +, , dan =. Jumlah simbol dalam pelajaran matematika tersebut semakin bertambah misalnya , , dan , sehingga beberapa siswa mengalami kesulitan untuk memahami simbol tersebut. Bukan berarti mereka sulit menghafal tapi memahami dan juga membedakan antar simbol. Apalagi jika ada simbol yang terlihat begitu mirip. siswa dengan kesulitan seperti ini memiliki gangguan persepsi visual.

  • Kesulitan dalam Hal Literasi

Matematika tidak hanya berkaitan dengan angka-angka. Ada juga soal matematika yang berupa cerita tertulis dimana siswa harus mampu memahami cerita tersebut untuk dianalisa, dipersepsi, kemudian diformulasikan secara matematik agar diperoleh solusinya.

Sayangnya, beberapa siswa mengalami kesulitan dalam hal literasi. Mereka sulit memahami logika cerita. Akibatnya, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan.

  • Kesulitan karena Persepsi yang Salah

Matematika umumnya dianggap sebagai pelajaran yang sulit karena para siswa sudah berasumsi bahwa angka, rumus dan hitung-menghitung itu rumit. Pemikiran lainnya yang umum dimiliki para siswa adalah ‘saya memang tidak berbakat matematika’ atau ‘matematika hanya untuk anak pandai saja’. Pemikiran seperti itu jelas akan mempengaruhi penguasaan matematika para siswa karena sudah ada rasa takut (mental block) yang semakin membuat siswa tidak bisa memahami dan mengerjakan pelajaran matematika bahkan sebelum mencobanya. Bila itu sudah terjadi siswa pun tidak termotivasi untuk mempelajarinya sehingga semakin jauh dari kata ‘bisa’.

Itulah beberapa jenis kesulitan siswa dalam belajar matematika. Apakah kesulitan tersebut bisa diatasi? Tentu saja bisa. Hanya saja, setiap kesulitan membutuhkan solusi yang tepat. Misalnya saja bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam hal literasi. Soal matematika yang berupa cerita tertulis bisa diganti dengan cerita visual atau animasi. Begitu juga dengan penjelasan atas materi soal tersebut. Jadi, guru bisa menjelaskan materi serta soal matematika cerita dalam bentuk animasi.

Beruntung sekarang sudah ada Platform Alef dari Alef Education. Ini merupakan platform yang didesain untuk membantu para guru agar lebih bisa menyelenggarakan proses mengajar matematika baik daring (online) maupun tatap muka (offline) dengan menggunakan metode GASING (Gampang, Asyik, Menyenangkan). Platform Alef  ini merupakan paket lengkap karena didalamnya terdapat konten menarik belajar matematika yang dikemas menggunakan video, permainan edukasi, dan tugas-tugas interaktif  yang bisa diberikan kepada siswa-siswi SMP/MTs Kelas 7. 

Jangan lupa untuk mencoba langsung ke idn.alefed.com dan bagi Anda yang belum punya kode akses, silakan langsung ke alef.co.id lalu klik “Minta Kode Akses” sekarang juga, sehingga guru dan siswa bisa mengakses Platform Alef ini secara bersama-sama. Pelajaran matematika akan lebih menarik, sehingga harapannya kesulitan siswa dalam belajar matematika bisa diatasi.

Bagikan artikel ini

BACA ARTIKEL LAINNYA

Tips Cara Mengajar Himpunan yang Mudah dan Menyenangkan

Mengenali Apa Itu Learning Loss dan Resiko yang Ditimbulkan

Yuk Kenalkan Soal AKM SMP Numerasi untuk Siswa Kelas 7

Ini Dia Materi Matematika Kelas 7 MTs Sesuai dengan K13