Bagaimana Teknologi Pendidikan Mendukung Implementasi Deep Learning di Sekolah
Saat ini kita sering mendengar istilah deep learning atau pembelajaran mendalam. Istilah ini semakin populer seiring dengan maraknya pandangan kritis terhadap efektivitas pendidikan. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa sekolah mulai kehilangan relevansinya karena apa yang diajarkan terasa jauh dari persoalan sehari-hari maupun permasalahan dunia kerja.
Pandangan tersebut tentu tidak sepenuhnya benar, meskipun juga tidak sepenuhnya keliru. Pengetahuan yang diperoleh di sekolah tetaplah penting dan bermanfaat. Hanya saja, sering ada “missing link” yang membuat siswa kesulitan ketika harus menghubungkan apa yang dipelajari di kelas dengan penerapannya dalam kehidupan nyata.
Di sinilah deep learning hadir. Pendekatan ini menekankan keterhubungan antar konsep, pemahaman yang lebih mendalam, serta kemampuan siswa untuk mengaitkan pelajaran dengan situasi nyata. Tujuannya adalah menumbuhkan motivasi intrinsik, membuat siswa belajar karena ingin tahu dan merasa butuh, bukan karena terpaksa atau sekadar mengejar nilai ujian. Belajar dipandang sebagai pengalaman yang menyenangkan sekaligus bermanfaat.
Namun, meskipun terdengar ideal, penerapannya di sekolah tentu tidak selalu mulus. Ada berbagai tantangan yang harus dihadapi, tetapi juga peluang besar yang bisa dimanfaatkan jika sekolah berani melakukan transformasi.
Sebenarnya hampir semua sekolah dan guru sudah memahami pentingnya pembelajaran mendalam dan tentu saja ingin mengimplementasikannya. Namun, di lapangan banyak tantangan yang harus dihadapi.
Yang pertama adalah kecepatan belajar siswa yang tidak sama. Guru sering berpikir, bagaimana bisa mendorong siswa untuk berpikir pada level konsep yang lebih tinggi, jika sebagian dari mereka masih kesulitan menguasai operasi dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian?
Tantangan lainnya adalah keterbatasan fasilitas, sumber belajar, waktu, contoh asesmen, dan juga beban administratif guru yang cukup banyak. Dengan begitu banyak tujuan yang ingin dicapai dalam waktu yang terbatas, muncul pertanyaan: apakah hal itu mungkin?
Di sinilah Alef Education dapat membantu.
Platform Alef menyediakan beragam aktivitas pembelajaran, mulai dari yang sederhana hingga kompleks. Guru dapat lebih fokus memastikan siswa mencapai kompetensi minimal. Siswa yang masih tertinggal bisa ditugaskan mempelajari materi penguatan di platform, sedangkan siswa yang sudah lebih mahir dapat diberikan kartu-kartu pelajaran yang mendorong mereka berpikir di level yang lebih tinggi. Dengan cara ini, diferensiasi pembelajaran bisa berjalan lebih efektif tanpa banyak membebani guru.
Kartu-kartu belajar di Platform Alef dilengkapi dengan video animasi dan aktivitas bermain yang membuat siswa lebih terlibat. Ada pula unsur gamifikasi berupa bintang, poin, dan lencana dengan istilah yang akrab dengan dunia mereka, misalnya “Pembelajar Petir” atau “Pembelajar Api”. Elemen-elemen ini memberi pengalaman belajar yang terasa seperti bermain.
Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip deep learning menurut Kemendikdasmen, yaitu menjadikan belajar sebagai proses yang menyenangkan (joyful learning)
Salah satu ciri pembelajaran mendalam adalah mengaitkan materi dengan kehidupan nyata (meaningful learning). Di Alef, banyak kartu pelajaran yang berbasis konteks sehingga siswa bisa memahami manfaat dari konsep yang mereka pelajari. Kontekstualisasi materi ini tersebar baik pada video, permainan, soal asesmen, maupun tugas mandiri. Tugas-tugas di platform Alef dapat dimodifikasi oleh guru sehingga menjadi project-based learning.
Di tugas ini, kamu harus memanfaatkan pengetahuanmu tentang pola bilangan supaya kamu bisa memperkirakan biaya pembuatan hiasan semangka!
Seorang pengrajin makanan membuat hiasan dari semangka seperti pada gambar di atas. Dia harus membuat beberapa hiasan, dan harus mengajukan biaya pembelian semangka ke bagian keuangan.
Apakah hiasan semangka pada gambar di atas membentuk pola? Jika ya, tulislah pola yang terbentuk!
Berapa semangka yang dia butuhkan jika dia ingin membuat hiasan semangka pada gambar ke-5?
Suatu hari, pengrajin makanan itu menghabiskan uang sebanyak Rp1.755.000 untuk membuat hiasan semangka. Jika harga satu semangka adalah Rp15.000, berapa hiasan yang berhasil dia buat?
Asesmen merupakan bagian penting dari deep learning karena membantu siswa merefleksi apa yang mereka pahami. Alef menyediakan berbagai bentuk asesmen, mulai dari soal latihan, kuis interaktif, hingga pertanyaan-pertanyaan HOTS (high order thinking skill) yang mengajak siswa berpikir kritis.
Contoh soal AKM pada platform Alef
Di platform Alef juga ada fitur “Aktivitas Guru”, di mana guru bisa membuat asesmen lewat kuis interaktif yang langsung terhubung dengan perangkat siswa. Jadi suasana kelas terasa lebih seru karena semua siswa bisa ikut berpartisipasi secara real-time.
Untuk mendukung implementasi Alef dalam proses belajar mengajar, tersedia contoh modul ajar yang dapat digunakan langsung atau dimodifikasi sesuai kebutuhan guru. Dengan adanya modul ini, guru tidak perlu memulai dari nol, tetapi tetap bisa menyesuaikan dengan kondisi kelas masing-masing.
Berikut adalah modul ajar dengan mengimplentasikan deep learning melalui Platform Alef.
Gimana, ternyata tidak sulit kan mengimplementasikan deep learning di sekolah dengan Platform Alef? Yuk, Bapak/Ibu Guru coba manfaatkan Alef sekarang juga, apalagi ada kesempatan akses gratis plus bimbingan langsung dari coach Alef.
Belajar lebih bermakna, mulai dari Alef!
Ingin informasi lebih jauh? Hubungi tim Alef Education Indonesia di sini.
Platform Pembelajaran Gratis Ini Bikin Guru Lebih Mudah Mengajar, Siswa Lebih Semangat Belajar
Awali Tahun Ajaran Baru dengan Training ORF dari Alef Education
MoU Alef Education dan Dinas Pendidikan Kab. Jombang: Mewujudkan Pendidikan Berkualitas Melalui Teknologi